Mengenal Teknik Pemijahan Pada Budidaya Ikan Lele
Table of Contents
Budidaya ikan lele kini sudah mulai banyak dilirik oleh para pengusaha muda. Mereka yang ingin menghasilkan uang sendiri tanpa harus sibuk menjadi karyawan pun bisa mencobanya. Terlebih keuntungan yang didapatkan dari budidaya ini pun menjanjikan dan dapat terus berkembang. Tak ada salahnya memang bagi Anda yang ingin membuka peluang usaha untuk melirik bisnis yang satu ini. Terlebih jika Anda pun mampu mengolah ikan lele demi meningkatkan daya jualnya di masyarakat.
Untuk jenis ikan lele sendiri, sebenarnya ada banyak jenis. Hanya saja, beberapa diantaranya sering dilakukan pemijahan, seperti ikan lele dumbo dan sangkuriang. Teknik pemijahan atau pembibitan ikan lele sendiri tidaklah begitu sulit atau bisa dilakukan oleh pemilik budidaya. Setidaknya, ada 4 metode yang sering digunakan dalam periode pemijahan ikan lele, yakni.
Metode alami
Pada metode alami, proses pemijahan 100% dilakukan tanpa bantuan atau campur tangan manusia sedikitpun. Pemilik budidaya cukup memasukkan induk betina dan jantan dalam kolam pemijahan guna melakukan perkawinan. Biasanya induk betina dan jantan yang dipilih sudah dalam kondisi matang atau gonad. Keduanya disarankan memiliki bobot tubuh yang seimbang atau sama, guna menghindari ketakutan yang mungkin terjadi pada salah satu induk.
Bobot yang seimbang inipun akan berpengaruh besar pada kesuksesan proses pemijahan. Seperti yang telah disebutkan di atas, proses perkawinan akan dilakukan pada kolam pemijahan. Oleh karena itu, sebelum pemijahan dilakukan, kolam pemijahan harusnya sudah disiapkan. Kolam tersebut tidak harus terlalu besar, dengan panjang sekitar 2 – 3 meter, lebar sekitar 1 – 2 meter, dan kedalaman hanya 1 meter. Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari fiberglass atau semen agar Anda mudah melakukan pengawasan.
Melakukan suntik hipofisa
Selain metode alami, adapula metode intensif dengan melakukan penyuntikan hipofisa. Pada metode ini, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik alami. Hanya saja calon induk sama-sama disuntikkan hipofisa sebelum pemijahan dilakukan. Cara ini dimaksudkan untuk merangsang kematangan sel telur dan pertumbuhan pada indukan. Biasanya hasil yang didapatkan jauh lebih maksimal daripada ikan lele yang melewati proses pemijahan secara alami.
Menggunakan hormon perangsang
Tak jauh berbeda memang dari teknik penyuntikan hipofisa, penyuntikan hormon perangsang pun berfungsi merangsangan pematangan sel telur lebih efisien serta pertumbuhan induk betina maupun jantan. Suntik hormon perangsang lebih banyak dipilih sebagai metode intensif daripada suntik hipofisa, mengingat angka kegagalan jauh lebih rendah. Teknik satu inipun tidak memerlukan ikan donor sebagai media awal dan hasilnya yang tak kalah menjanjikan. Hanya saja perlu dicatat bahwa kondisi kedua induk sudah sama-sama matang atau gonad.
Teknik in vitro
Bila ketiga teknik diatas tetap memerlukan indukan jantan dan betina dalam proses pemijahan, tidak begitu halnya dengan cara in vitro. Proses pemijahan dengan memanfaatkan teknik in vitro, induk jantan akan dibunuh terlebih dahulu. Sang pemilik berperan aktif pada proses pemijahan ini, sebab dari awal hingga akhir, proses dilakukan di dalam sebuah tabung atau wadah. Induk betina pun sebenarnya sudah disuntik terlebih dahulu, lalu diurut pada bagian perut guna mengeluarkan sel ovum.
Sel sperma dari induk jantan yang dibunuh sebelumnya akan dijadikan satu dalam sebuah wadah dengan sel ovum. Satu catatan penting, pada teknik ini sang pemilik budidaya haruslah sudah memiliki pengetahuan yang mumpuni serta keterampilan serta ketelitian ekstra guna melakukan pemijahan dengan sukses.
Untuk jenis ikan lele sendiri, sebenarnya ada banyak jenis. Hanya saja, beberapa diantaranya sering dilakukan pemijahan, seperti ikan lele dumbo dan sangkuriang. Teknik pemijahan atau pembibitan ikan lele sendiri tidaklah begitu sulit atau bisa dilakukan oleh pemilik budidaya. Setidaknya, ada 4 metode yang sering digunakan dalam periode pemijahan ikan lele, yakni.
Metode alami
Pada metode alami, proses pemijahan 100% dilakukan tanpa bantuan atau campur tangan manusia sedikitpun. Pemilik budidaya cukup memasukkan induk betina dan jantan dalam kolam pemijahan guna melakukan perkawinan. Biasanya induk betina dan jantan yang dipilih sudah dalam kondisi matang atau gonad. Keduanya disarankan memiliki bobot tubuh yang seimbang atau sama, guna menghindari ketakutan yang mungkin terjadi pada salah satu induk.
Bobot yang seimbang inipun akan berpengaruh besar pada kesuksesan proses pemijahan. Seperti yang telah disebutkan di atas, proses perkawinan akan dilakukan pada kolam pemijahan. Oleh karena itu, sebelum pemijahan dilakukan, kolam pemijahan harusnya sudah disiapkan. Kolam tersebut tidak harus terlalu besar, dengan panjang sekitar 2 – 3 meter, lebar sekitar 1 – 2 meter, dan kedalaman hanya 1 meter. Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari fiberglass atau semen agar Anda mudah melakukan pengawasan.
Melakukan suntik hipofisa
Selain metode alami, adapula metode intensif dengan melakukan penyuntikan hipofisa. Pada metode ini, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik alami. Hanya saja calon induk sama-sama disuntikkan hipofisa sebelum pemijahan dilakukan. Cara ini dimaksudkan untuk merangsang kematangan sel telur dan pertumbuhan pada indukan. Biasanya hasil yang didapatkan jauh lebih maksimal daripada ikan lele yang melewati proses pemijahan secara alami.
Menggunakan hormon perangsang
Tak jauh berbeda memang dari teknik penyuntikan hipofisa, penyuntikan hormon perangsang pun berfungsi merangsangan pematangan sel telur lebih efisien serta pertumbuhan induk betina maupun jantan. Suntik hormon perangsang lebih banyak dipilih sebagai metode intensif daripada suntik hipofisa, mengingat angka kegagalan jauh lebih rendah. Teknik satu inipun tidak memerlukan ikan donor sebagai media awal dan hasilnya yang tak kalah menjanjikan. Hanya saja perlu dicatat bahwa kondisi kedua induk sudah sama-sama matang atau gonad.
Teknik in vitro
Bila ketiga teknik diatas tetap memerlukan indukan jantan dan betina dalam proses pemijahan, tidak begitu halnya dengan cara in vitro. Proses pemijahan dengan memanfaatkan teknik in vitro, induk jantan akan dibunuh terlebih dahulu. Sang pemilik berperan aktif pada proses pemijahan ini, sebab dari awal hingga akhir, proses dilakukan di dalam sebuah tabung atau wadah. Induk betina pun sebenarnya sudah disuntik terlebih dahulu, lalu diurut pada bagian perut guna mengeluarkan sel ovum.
Sel sperma dari induk jantan yang dibunuh sebelumnya akan dijadikan satu dalam sebuah wadah dengan sel ovum. Satu catatan penting, pada teknik ini sang pemilik budidaya haruslah sudah memiliki pengetahuan yang mumpuni serta keterampilan serta ketelitian ekstra guna melakukan pemijahan dengan sukses.
Post a Comment